Selasa, 10 Oktober 2017

Life = Past + Present + Future




Ia berjalan cepat untuk mengejar kereta yang bisa membawanya kembali ke apartemennya secepat mungkin, perempuan berambut panjang yang memiliki mata berwarna cokelat muda itu berjalan santai menuju apartemennya yang hanya berjarak 3 km dari stasiun kereta yang selalu ia datangi setiap harinya. Perempuan yang bekerja sebagai seorang editor majalah Star yang menjadi salah satu majalah terkemuka di London saat ini, perempuan bernama Freya Wardana yang merasa lelah akan setiap segi kehidupannya yang sekarang yang selalu sama setiap harinya.
“iya aku nyampe jam 9 besok Mam.” ucap Freya begitu ia sampai di apartemennya ketika mendengar lagu A Certain Romantic yang berbunyi pertanda  masuknya panggilan.
“safe flight ya sayang, see you tomorrow.” Sahut wanita setengah baya yang merupakan mama Freya dari ujung sambungan.
“Bye Mam, see you tomorrow.”
Langit malam telah menyabut Freya ketika ia melangkah keluar dari terminal 3 Bandara Soekarno Hatta setelah melewati 18 jam penerbangan ditambah dengan delay untuk mencapai rumah, ya, Jakarta dalah rumah walaupun ia telah meninggalkan Jakarta selama 6 tahun terakhir hidupnya—pergi meninggalkannya—meskipun London telah menemani hari-harinya tetapi Jakarta akan selalu menjadi rumah ketika ia butuh perlindungan.
“Yayaaa!!” seru sebuah suara yang sudah sangat dikenalnya.
“Mama, ah kangennyaaa” ucap Freya seraya memeluk wanita separuh baya yang bermata teduh yang selalu memberikan rasa aman ketika Freya takut.
“Kok anak mama tambah kurus sih sekarang, kamu pasti makannya ga teratur yah Ya disana”
“Makan kok mam, ya kali aku ga makan.”
Selama perjalanan pulang kerumahnya di daerah kemang Freya mengingat alasannya pulang setelah kabur dari nya yang membuat Freya teringat akan masa- masa kelamnya. Kembalinya Freya kali ini karena ia membutuhkan liburan dari kgiatannya di London yang membosankan dan selalu sama setiap harinya. Dan karena Freya yakin bahwa dia pasti telah melupakannya.
‘Dia pasti udah ngelupain gue, tenang aja Freya’ meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia tidak perlu takut dengan apa yang ia takuti selama ini.
“Mam aku pergi dulu ya, bye.” Kata Freya kepada ibunya ketika ia akan pergi ke tempat yang selalu memberikan banyak kenangan indah serta menyakitkan bagi Freya.
“Ya..Yaa, kamu tuh baru balik semalem kok udah tega ninggalin Mama sih Ya” sahut mamanya sambil berlagak marah.
“Kan aku ada acara reuni Mam, lagipula acaranya kan ga lama paling Cuma 2 jam.” Akhirnya Freya berhasil membujuk Mamanya untuk memperbolehkannya pergi untuk menghadiri reuni SMA nya.
Gedung tua yang masih berdiri kokoh ini merupakan saksi bisu masa-masa SMA Freya yang memberikannya banyak sekali pelajaran hidup berupa tangis, canda, tawa, dan cinta. Aula SMA 123 yang telah ramai terisi dengan ratusan pasang mata yang menikmati acara kebersamaan yang telah lama terlupakan karena kehidupan setiap masing-masing individu yang beragam, kegiatan yang membawa kenangan yang telah dilewati tahun-tahun yang lalu.
“Eya?” sebut sebuah suara disebelah Freya yang membuat ia merinding ketika mendengar satu kata tersebut, bukan karena suara bariton yang selalu senang ia dengarkan berkali-kali itu tetapi karena dialah yang menyebutkan kata itu, Eya, sepenggal kata dari namanya yang hanya disebutkan oleh dua orang yang paling berharga dalam kehidupannya yaitu ayahnya dan laki-laki yang selalu diingatnya setiap malam walau telah ia halau berkali-kali.
“Arkan? H-hai” sapa Freya terbata-bata dengan degupan jantung yang mungkin bisa didengar oleh laki-laki berkulit sawo matang dihadapnnya.
“Hai Eya, sudah 6 tahun ya sejak kita terakhir kali ketemu, gimana kabar kamu?” tanya laki-laki bernama Arkanda Ganendra sambil tersenyum.
“Baik Kan” sahut Freya sambil sedkit berteriak karena suara musik yang sudah berdentum kencang.
“kita kedepan aja yuk Ya?”
“Hah? Kamu ngomong apa Kan?” teriak Freya karena tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatan oleh Arkan. Arkan lalu menarik tangan Freya untuk melngkah keluar menjauhi dentuman musik yang memekakkan telinga didalam aula saat ini.
“Better right?” tanya Arkan sesampainya mereka didepan aula
“Better” sahut Freya sambil berjalan menuju tempat yang tanpa perlu dikatan sudah dituju oleh mereka berdua –rooftop-
“Aku ga nyangka bakal ketemu kamu hari ini padahal kamu ga pernah dateng ke reunian kita sebelumnya” sahut Arkan membuka pembicaraan
“Haha, aku juga ga mikir bakal dateng hari ini Kan” tanpa sadar mereka telah membicarakan banyak hal sampai 2 jam telah berlalu tanpa mereka sadari. Jarak 6 tahun tanpa kehadiran dan komunikasi dikehidupan mereka masing-masing tidak bisa mengapus kedekatan serta rasa nyaman yang telah mereka jalin selama 3 tahun sebelumnya.
“Aku kangen kamu Ya, aku sudah berusaha untuk melupakan kamu seperti apa yang kamu minta ke aku waktu kamu putusin aku 6 tahun lalu, tapi ga pernah sekalipun aku bisa melakukan apa yang kamu minta itu.”
Freya pun tidak dapat memungkiri rasa kehilangan dan rindu yang dirasakan Arkan selama ini, walau ia telah berusaha melakukannya sekeras mungkin yang didasari oleh suatu hal sederhana yaitu rasa takut. Rasa takut ditinggalkan oleh orang yang ia sayangi selalu menghantui hari-hari Freya selepas kepergian Ayahnya untuk selama-lamanya 10 tahun yang lalu. Ia harus kehilangan orang yang paling dekat dengannya bahkan melebihi Mamanya sendiri karena kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa Ayahnya 10 tahun silam. Freya merasa nyaman karena Arkan yang mirip dengan Ayahnya dari caranya memperlakukan serta memperhatikan Freya selama mereka mengenak satu sama lain.
“Kenapa sih Ya kamu egois banget ninggalin aku begitu saja –“ sambung Arkan yang terpotong oleh Freya
“Aku terlalu takut Kan, takut akan kehilangan orang yang berarti dalam hidup aku untuk kedua kalinya.” Potong Freya
“Siapa yang akan ninggalin kamu Ya? Aku ga akan pernah ninggalin kamu Ya”
“Siapa yang bisa memastika kamu ga akan ninggalin aku kayak Papa ninggalin aku Kan? Kamu bisa mastiin dengan apa?”
“Mungkin memang tidak ada hal yang bisa memastikan aku akan selalu ada untuk kamu Ya, tapi aku kana berusaha sebisa mungkin untuk selalu ada untuk kamu. Jangan hidup dimasa lalu terus Ya, munggkin kamu sedih karena kehilangan Papa kamu tapi kamu harus move on karena kamu bukan tinggal dimasa lalu lagu sekarang. Kamu selalu bisa belajar dari masa lalu tapi kamu harus ingat bahwa kamu hidup untuk masa kini dan merancang masa depan yang masih menanti.”
Apa yang dikatakan Arkan menyadarkan Freya bahwa ia terlalu takut untuk memiliki hubungan dengan orang lain ketika masa SMA nya karena ia takut akan ditinggalkan lagi oleh orang-orang yang berarti baginya termasuk takut untuk terus bersama Arkan.
“Ya, aku akan  bantu kamu supaya kamu ga perlu takut untuk ditinggalkan karena akan selalu ada hikmah dibalik semua kepergian.”
“Aku mau belajar Kan, belajar untuk tidak lari dari kenyataan dan setiap masalah yang aku hadapi seperti ketika aku pergi untuk menghindari kamu 6 tahun lalu.”
“Ayo kita belajar bareng-bareng, Ya untuk menghadapi setiap masalah dalam hidup kita tanpa perlu lari karena hanya ikan yang melawan arus yang dapat bertahan hidup.”




16 komentar:

vellen mengatakan...

Bagusssss"

Jennifer Christi Thengsheli mengatakan...

BagusπŸ‘πŸ‘

ChristopherH mengatakan...

Nice....

Unknown mengatakan...

Lanjutkan karya anda.

Unknown mengatakan...

Mantappp πŸ‘πŸ‘

maputa mengatakan...

Baguss...ditunggu karya selanjutnyaπŸ˜‰

Clarissa Vania mengatakan...

saya suka saya suka

Unknown mengatakan...

Ceritanyaa baguss saya sukaa πŸ‘πŸ‘

Angellie mengatakan...

mantab!!πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ» kembangkan lgi grace!

Unknown mengatakan...

Bagus bangettt.. lanjutkan

Alfin mengatakan...

Penulisan cerpen yang dikemas dalam bahasa sehari - hari membuat penulis tertarik untuk memahami isi cerita. Good job writter ☺

Merlyn Lim mengatakan...

Good job penulis! Ceritanya menggambarkan sekali tentang ketakutan untuk memulai yang baru.. tetap berkarya!

Unknown mengatakan...

As always , cerita yang dibuat selalu menakjubkan , ditunggu cerita selanjutnya n keep it up !

Tasya Geradline mengatakan...

cerita nya menarik!

Unknown mengatakan...

kereenn, cerita na ngena😊

Unknown mengatakan...

Kreatif grace, Keep posting!

Kata Kunci Materi Bahasa Indonesia dalam Buku Bahasa Indonesia Kelas XI

1)Teks prosedur merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap dan sistematis tentang cara melakukan sesuatu. 1. Menjelaska...